Aliansi Mahasiswa Desak Polda Kalbar Ungkap Pemodal Tambang Emas Ilegal Berinisial AS

Aksi turun kejalan Aliansi Mahasiswa Pemuda Pelindung Borneo yang mendatangi Polda Kalbar menyampaikan beberapa point tuntutan terkait PETI, Kamis (26/6). (Dok. Ist)

NASIONAL – Aliansi Mahasiswa Pemuda Pelindung Borneo mendesak Kepolisian Daerah (Polda) Kalimantan Barat untuk segera mengungkap dan menangkap sosok berinisial AS. Sosok ini diduga sebagai pemodal utama di balik aktivitas tambang emas ilegal (PETI) yang marak terjadi di wilayah Kalbar.

Aksi unjuk rasa tersebut digelar pada Kamis, 26 Juni, di depan kantor Polda Kalbar dan Pemerintah Provinsi Kalbar. Dalam pernyataan tertulis yang diterima redaksi Faktakalbar.id, mereka menilai tambang emas ilegal di Kalbar kini telah berkembang menjadi jaringan besar dan terorganisir.

“PETI di Kalbar bukan lagi aktivitas ilegal skala kecil, melainkan sudah melibatkan pemodal besar, sistem perlindungan berlapis, serta dugaan keterlibatan oknum aparat,” tulis Aliansi Mahasiswa Pemuda Pelindung Borneo dalam rilisnya.

Mereka menyebutkan bahwa kerugian negara akibat PETI mencapai triliunan rupiah. Selain kerugian ekonomi, dampak lingkungan juga sangat parah, seperti pencemaran Sungai Kapuas, deforestasi besar-besaran, hilangnya satwa endemik, hingga munculnya kriminalisasi terhadap masyarakat sekitar tambang.

Dalam momentum peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia, aliansi ini menuntut tindakan tegas dari pemerintah daerah dan aparat hukum untuk menindak semua pihak yang terlibat dalam PETI. Tuntutan itu termasuk terhadap pemodal besar, para pelaku lapangan, dan oknum di lingkungan birokrasi maupun penegak hukum.

“Kami meminta polisi segera mengungkap, menangkap, dan membawa inisial AS ke meja hijau. Jangan biarkan aktor besar kebal hukum, sementara masyarakat kecil yang justru dikriminalisasi,” tegas Korlap Aliansi Mahasiswa Pemuda Pelindung Borneo.

Aliansi ini juga mendesak agar kasus PETI dipublikasikan secara terbuka kepada masyarakat. Mereka mendorong dibentuknya tim pemantau independen untuk mengawasi proses penanganan kasus tambang ilegal tersebut.

Tak hanya itu, aliansi mahasiswa menyoroti pentingnya reklamasi dan restorasi lahan pascatambang. Mereka menuntut agar seluruh perusahaan tambang menjalankan kewajiban tersebut dan diberikan sanksi berat bila lalai.

“Pemerintah dan aparat penegak hukum jangan terus membiarkan pelaku dan pemodal tambang ilegal bebas berkeliaran. Ini menunjukkan ketimpangan nyata dalam penegakan hukum di Kalbar,” kata perwakilan aliansi.

Menutup aksi tersebut, mereka menyerukan masyarakat untuk tetap kritis dan ikut mengawasi aktivitas tambang emas ilegal di Kalbar.

“Kami menyerukan masyarakat luas untuk tetap kritis, bersatu, dan mengawasi isu ini agar tambang ilegal tidak terus menjadi alat perampokan sumber daya dan perusak ruang hidup rakyat Kalbar,” ujar Korlap Aliansi Mahasiswa Pemuda Pelindung Borneo.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *