Cegah Karhutla, Kalteng Siapkan Dana Ratusan Miliar

Kepala Badan Penanggulangan Bencana dan Pemadam Kebakaran (BPB-PK) Ahmad Toyib. Foto : Istimewa

FAKTA JATENG – Menjelang datangnya musim kemarau di Kalimantan Tengah (Kalteng), Kepala Badan Penanggulangan Bencana dan Pemadam Kebakaran (BPB-PK) Ahmad Toyib mengatakan, pihaknya telah mempersiapkan diri dan siap menghadapi potensi kebakaran hutan dan lahan (karhutla) tahun 2024 ini di Kalteng dengan menganggarkan dana bagi hasil dana reboisasi (DBH-DR) sebesar Rp 211 Miliar dan anggaran biaya tidak terduga (BTT) sebesar Rp 150 Miliar.

“Kami akan terus melakukan pemantapan dan pelatihan tentang penanggulangan Karhutla kepada personel sebanyak 9.784 orang, dan kami juga akan melibatkan masyarakat dan relawan sebagai bagian dari personel nantinya,” ujar dia.

Ia mengatakan, pemantapan Sarpras utama karhutla yang tersedia di tingkat provinsi, kabupaten, kota, KPH, kecamatan dan MPA.

“Pemprov Kalteng terus melaksanakan hibah sarpras untuk karhutla dan menyiapkan Bansos ke masyarakat yang nanti terdampak,” ujarnya belum lama ini.

Ia mengungkapkan terdapat aktivasi 90 posko Dalkarhutla pada 18 KPH dan 60 Pos lapangan pada kecamatan prioritas rawan bencana karhutla. Posko Dalkarhutla diaktivasi pada KPH risiko tinggi karhutla sedangkan pos lapangan pada kecamatan risiko tinggi karhutla.

“Posko Dalkarhutla dan pos lapangan diaktivasi menjelang musim kemarau dengan melibatkan Babinsa, Bhabinkamtibmas dan MPA atau Relawan dengan tugas utama patroli, sosialisasi, dan pemadaman jika terjadi karhutla, agar dampak karhutla di wilayah Kalteng tidak menjadi Bencana nasional seperti beberapa waktu yang lalu,” terangnya.

Tercatat kelompok yang dibina sebanyak 286 Kelompok dengan jumlah anggota 4.552 orang yang dilakukan pembinaan dan pelatihan kepada masyarakat untuk berpartisipasi dalam upaya penanggulangan karhutla ditahun 2024 ini.

“Pembinaan kepada masyarakat terus dilakukan oleh pihak BPBD, Dinas Kehutanan, Dinas Lingkungan Hidup dan Dinas Perkebunan Provinsi, baik itu dalam bentuk Masyarakat Peduli Api (MPA), Barisan Sukarelawan Pemadam Kebakaran (Balakar), Kelompok Tani Peduli Api (KTPA), maupun relawan lainnya,” tutupnya.***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *